Wednesday, April 15, 2009

Kaitan CPNS Teranulir dengan Kenaikan Suara DEMOKRAT

Maaf bukan mau mengurusi soal politik. Cuma karena postingan ini ada sedikit kaitan dengan CPNS Teranulir. Anggap saja sebagai intermezo. Toh semua orang sekarang omongin soal hasil pemilu.

Ada dua diantara banyak sebab yang akan disampaikan di sini, kenapa suara Partai Demokrat naik. Ini didasarkan celotehan orang awam saja. Dan menurut penulis cukup logis.

Pertama, kebetulan penulis omong-omong dengan orang dari kampung agak pelosok. Setelah ngomong ngalor-ngidul akhirnya penulis bertanya, di kampungnya yang menang partai apa? Dia menjawab kalau partai demokrat yang menang. Katanya lagi, orang-orang pada nyontreng partai ini karena berharap dapat BLT (Bantuan Langsung Tunai) lagi.

Waduh kalo begitu apa BLT ini jadi berindikasi money politic apa gak ya? Kata beberapa pengamat di TV sih begitu. Tapi gak tahu lah. Pokoknya apa saja hasil pemilu ini dan siapa saja yang jadi presiden, moga2 terus berpihak kepada rakyat, tapi juga bisa mendidik rakyat agar tidak bermental pengemis.

Kedua, ini terkait dengan CPNS teranulir. Ada seorang "korban" cpns teranulir ini yang mengatakan bahwa dia memilih demokrat karena paguyuban anulir ditolong untuk bisa ketemu pak SBY langsung di rumah beliau. Sang penolong ini tentu saja anggota DPRD Jateng dari fraksi Demokrat. Hasilnya mungkin berita baik akan dibuatkannya PP seperti postingan sebelumnya.

Yah, mungkin meski tidak semuanya pasti ada juga kawan teranulir lain yang bersikap sama. Berharap imbal jasa lah. Kalau dihitung, andaikan semua (1.200 an korban) mencontreng partai dimaksud, kan lumayan. Belum lagi kalau ngajak suami/istri, anak dan keluarga lain. Bisa jatuh 5.000 suara kali ya? Itu hanya itung-itungan bodoh saja.

Yang paling pokok, semoga saja korban anulir ini tidak hanya dijadikan "komoditas" JANJI. Di depan masih ada pilpres. Kalau saja sebelum pilpres sudah ada kejelasan (positif) tentang nasib korban anulir ini. Maka tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang bisa diuntungkan. Ada baiknya kalau ada pihak yang berani bikin kontrak politik. Paling tidak ada 2 kemungkinan kontrak politik.

Pertama, bagi incumbant (saat ini berkuasa) bisa mengupayakan pengangkatan CPNS segera sebelum pilpres. Kompensasinya tentu saja korban anulir harus berusaha memenangkan incumbant ini pada pilpres mendatang. Mungkin gak ya?

Kedua, bagi challenger (belum berkuasa) bisa menjamin kalau dia jadi penguasa nanti pasti memprioritaskan korban anulir untuk diangkat segera. Tentu harus ada hitam di atas putih. Maklum saja korban anulir ini sudah krisis kepercayaan.

Meskipun, kalau mengikuti berita, sudah berapa banyak surat menteri atau minimal janji pejabat terkait yang akan mengangkat anulir ini, nyatanya hanya janji saja. Strateginya tetap sama Janji - Ulur Waktu - Lupa. Atau akhirnya korban putus asa, kecapekan, dan habis energi dan sumber daya. Akhirnya.... Cape' Deeh..!

Ayooo siapa mau ngajak kontrak politik....?

1 comment:

  1. sy ga mo ajak ngontrak politik lo yo,ga mudeng jujur aja...janji emang tinggal janji..sabar aj kl emang rizki mah ga kamana..lagian pemerntah lg ngurus pilpres mana ada wkt tuk team anulir..lupain aje kaleee

    ReplyDelete